pengertian,sifat dan metode analisis eksistensial



ANALISA EKSISTENSIAL
Makalah
Di Susun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah: Psikologi Umum
Dosen Pengampu: Drs. H. Machasin, M. Si.






Di Susun Oleh:
Afriyani Fatimatuz Zahro       (1401016098)
Afrohah Ira Ariyanti               (1401016086)
Ahmad Kharir                         (1401016092)
Alfiana Safitri                         (1401016074)
M. Syafiq Muqaffi                  (1401016080)

BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2014
BAB I
ANALISIS EKSISTENSIAL
I.        PENDAHULUAN
Dalam keilmuan psikologi ada berbagai macam analisis untuk mengolah suatu sampel atau data agar mendapatkan karya ilmiah yang sesuai dengan metodeloginya sehingga mudah difahami, dari berbagai sub pembagiannya pemakalah kali ini ingin mengulas tentang analisa eksistensial. Apakah itu analisa eksistensial sendiri, bagaimana sifat-sifatnya dan metodelogi pendekatannya.
Dalam keilmuan psikologi, para ahli sudah mengemukakan beberapa pendapat tentang analisa eksistensial sepeti Binswanger (1881-1966), seorang filusuf Germant bernama Heidegger (1889-1976) dan masih banyak lagi ilmuan yang mendefisikannya.
Untuk lebih jelasnya, pemakalah ingin menguraikan tentang definisi, sifat dan metodelogi tentang analisa eksistensial.

II.     RUMUSAN MASALAH
1.        Definisi Analisa Eksistensial
2.        Sifat-Sifat Analisa Eksistensial
3.        Metode Analisa Eksistensial












BAB II
PEMBAHASAN
1.        Definisi Analisa Eksistensial
Analisa eksistensial adalah suatu metode atau pendekatan yang digunakan baik untuk mengungkap gejala eksistensi dan pengalaman manusia, maupun untuk terapi psikiatris dan psikologis terhadap subyek atau klien yang membutuhkan penanganan psikiatris dan psikologis.
Metode atau pendekatannya analisa eksistensial adalah pada tingkat empiris bukan filosofis, meski demikian. Analisa eksistensial sangat berbeda dari metode ilmiah pada umumnya yng bercorak kuantitatif atau yang lebih menekankan pada perhitungan statistik dan pendekatan medis, berdasarkan pada ciri-ciri yang melekat pada dirinya, pendekatan analisis eksisitensial lebih tepat disebut pendekatan kualitatif. Disebut pendekatan kualitatif, karena bukan hanya tidak menggunakan pengukuran dan penghitungan statistik (kuantitatif), tetapi yang terutama karena penekanannya pada pendekatan yang bersifat intersubyektif.
Analisa eksistensial berasumsi bahwa manusia, yang menjadi subyek kajian. Merupakan mahluk yang tidak bisa disubordinasikan atau diredukasikan pada angka-angka statistik dan pengukuran fisik-mekanistik saja, karena dalam dirinya terkandung makna atau nilai personal yang tidak bisa dikuantifikasi dan tidak bisa dijelaskan secara biologis. Dengan perkataan lain, ada unsur unsur subyektif pada manusia yang harus didekati bukan secara “obyektif” melainkan secara intersubjektif.[1]
2.        Sifat-Sifat Dan Corak Analisa Eksistensial
a.         Subyektifitas
Manusia itu unik, bukan obyek dan bukan umum.
b.        Conscious-Being-In-The-World
Karena ia unik, ia adalah “yang berada secara sadar dalam dunia”, maka manusia pun sadar akan diri dalam dunianya.
c.         Kontingensi
Bahwa keberadaan manusia itu bukan observasi, akan tetapi kontingensi, yakni pengalaman efektif dalam hubungannya dengan dunia. Ini terumus dalam ungkapan bahwa: “eksistensi itu mendahului essensi”
d.        Irrasional, Anti Materialisme Dan Idealisme
Eksisitensilisme, sebagai filsafat yang bersifat dan bercorak irrasional, menuntut kita untuk hati-hati sekali mengkajinya. Hal ini terjadi kerena tiap tokoh terkadang mempunyai pemikiran dan penekanan yang berbeda.
e.         Humanisme
Yaitu “a doctrine or way of life centered on human interests or values”. (suatu doktrin atau cara hidup yang dipusatkan pada kepentingan atau nilai) bahwa yang terpenting dalam alam semesta adalah faktor manusia.
f.         Religius dan Non Religius (Atheist).[2]
3.        Metode Analisa Eksistensial
Tidak mudah merumuskan langkah-langkah metodis analisa eksistensial, karena hingga saat ini tidak ada pola dan tehnik yang sama dan seragam di antara peneliti dan terapis yang menggunakan model analisa eksistensial. Tetapi secara pukul rata tampaknya bisa disepakati bahwa mereka pada umumnya menggunakan reduksi fenomenologis dan reduksi eidetis dalam mendiskripsikan eksistensi dan pengalaman subyek yang mereka sedang selidiki (Spiegelberg 1971). Melalui reduksi fenomenologis, seorang analisis eksistensial menyimpan dalam tanda kurung teoei-teori yang telah mereka miliki.
Ini berarti bahwa pada saat mereka berhadapan dengan subyek penelitian mereka coba menempatkan kerangka teori yang mereka miliki ke dalam tanda kurung, sehingga perhatian mereka terarah secara langsung pada gejala( eksistensi dan pengalaman subjek) yang mereka hadapi.
Yang menjadi tujuan penelitian analisis eksistensial pada dasarnya adalah rekonstruksi eksistensi dan pengalaman manusia. Oleh sebab itu, peneliti analisis eksistensial harus mengungkap aspek-aspek pengalaman yang sangat esensial pada diri subyek ( pasien). Sejauh mana aspek-aspek tersebut berhubungan dengan diri subyek tergantung pada sejauh mana aspek-aspek tersebut dihayati oleh subyek.

Kemungkinan untuk bisa berhasil dalm mengungkap eksistensi dan pengalaman subjek seperti itu dimungkinkan jika peneliti atau terafis memandang atau memperlakukan subjek sebagai subjek yang kedudukannya sejajar dengan mereka. Kemungkinan itu pun tergantung pada kemampuan mereka untuk mendapatkan subjek dalam dunia yang dihayatinya (Lebenswelt atau Ada Dalam Dunia).[3]
























BAB III
KESIMPULAN
Dalam uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwasannya pengenalan ilmu psikologi memang perlu, karena untuk memahami seseorang itu seperti apa dari mulai tingkah laku, sifat dan kebiasaannya. Perlu dengan adanya penelitian analisa eksitensial agar lebih mempermudah memahami individu.

Dengan memahami sifat-sifat dan corak serta metodeloginya sehingga dapat menyimpulkan perilakunya seperti apa, apakah sesuai atau tidak, memang perlu pendekatan yang lebih mendalam.

Demikianlah makalah yang dapat kami sampaikan tentang Analisa Eksistensial. Kami harap berikan saran dan kritik yang membangun agar dalam pembuatan makalah selanjutnya bisa lebih baik. Dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin ya robbal alamin.














DAFTAR PUSTAKA

Muzairi, Eksistensial Jean Paul Satre Seumur Tanpa Kebebasan Manusia, Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2002.
Abidin, Zaenal, Analisis Eksistensial Untuk Psikologi Dan Psikiater, Bandung: PT Refika Aditama, 2002.




[1] Dra. Zainal Abidin, M.Si., Analisis Eksistensial Untuk Psikologi Dan Psikiatri, Bandung: PT Refika Aditama, 2002. Hal: 1-2.
[2] Drs. H. Muzairi, MA., Eksistensialisme Jean Paul Satre Seumur Tanpa Kebebasan Manusia, Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2002. Hal: 46-51.
[3] Dra. Zainal Abidin, M.Si., Analisis Eksistensial Untuk Psikologi Dan Psikiatri, Bandung: PT Refika Aditama, 2002. Hal: 28-31.

Komentar

Postingan Populer