FUNGSI DAN PROBLEM KELUARGA
FUNGSI DAN PROBLEMATIKA KELUARGA
Makalah
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata
Kuliah Bimbingan konseling keluarga
Dosen Pengampu Hj.Mahmudah ,S.,Ag M.Pd.
Disusun Oleh:
Reza M. Azhari (1401016084)
Sri pujiningsih (1401016001)
Chadziqur Rifky (1401016128)
FAKULTAS
DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2017
I.
PENDAHULUAN
Eksistensi sebuah keluarga tidak dapat dipisahkan dari sebuah
sistem keluarga. Jika kita melihat sistem, tentunya seorang anggota keluarga
saling terkait dengan situasi dan kondisi anggota keluarga yang lainnya.
Misalnya, ada salah satu anggota keluarga yang sedang bermasalah, maka yang
lainnyapun akan merasakan hal tersebut.
Oleh karena itu, membahas fungsi dan problematika keluarga ini
adalah juga tidak bisa dikepaskan dari keberadaan fungsi keluarga itu sendiri.
Demikian juga dengan problematika keluarga ini adalah juga tidak
bisa dilepaskan dari keberadaan fungsi keluarga itu sendiri. Demikian juga
dengan problematika yang muncul dalam sebuah keluarga juga bisa jadi disebabkan
oleh karena saling menurut dalam keluarga, kurang memahami masing-masing
anggota keluarga, kurang memperhatikan diantara anggota keluarga, dan
sebagainya.
Dari uraian diatas makalah ini akan membahas mengenai fungsi dan
problematika dalam keluarga.
II.
RUMUSAN MASALAH
A.
Apa saja fungsi
keluarga?
B.
Apa saja
problematika keluarga?
III.
PEMBAHASAN
A.
Fungsi Keluarga
Keluarga adalah lembaga sosial terkecil dalam masyarakat. Keluarga pada
umumnya adalah keluarga yang utuh. Dikatakan utuh biasanya terdiri dari
kelaurga inti yakni ayah, ibu dan anak. Komponen tersebut merupakan sistem
dalam keluarga.
Fungsi keluarga antara lain:
1.
Fungsi
Individual
a.
Meningkatkan
derajat kemanusiaan dan ibadah
Keluarga berfungsi sebagai sarana
meningkatkan derajat kemanusiaan. Untuk memelihara diri secara individual
terhadap perbuatan keji dan mungkar. Sebagaimana sabda rasulullah SAW. Bahwa
dengan menikah lebih dapat menutup pandangan mata yang buruk (zina mata) dan
lebih menjaga kemaluan. Memelihara diri dari perbuatan yang dilarang Allah
termasuk perbuatan takwa dan ibadah.
b.
Memperoleh
ketenangan dan ketenteraman jiwa
Berkeluarga akan mendatangkan
ketenangan batin, dan ketentraman jiwa. Seperti Firman Allah dalam Q.S Arum: 21
ô`ÏBur ÿ¾ÏmÏG»t#uä ÷br& t,n=y{ /ä3s9 ô`ÏiB öNä3Å¡àÿRr& %[`ºurør& (#þqãZä3ó¡tFÏj9 $ygøs9Î) @yèy_ur Nà6uZ÷t/ Zo¨uq¨B ºpyJômuur 4 ¨bÎ) Îû y7Ï9ºs ;M»tUy 5Qöqs)Ïj9 tbrã©3xÿtGt ÇËÊÈ
Artinya: “dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya
ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu
cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa
kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat
tanda-tanda bagi kaum yang berfikir”[1].
2.
Fungsi Sosial
Keluarga dijadikan sebagai tempat
untuk mengembangkan interaksi sehingga anak dan anggota keluarga bisa
berkembang dan bersosialisasi diri. Menurut St. Vembriarto (1978) sebagaimana
dikutip oleh Pujosuwarno bahwa sosialisasi meliputi:
a.
Proses belajar
yakni proses akomodasi dengan individu, mengubah impuls-impuls dalam dirinya
dan cara hidup atau kebudayaan masyarakat.
b.
Individu
mempelajari kebiasaan, sikap, ide-ide, pola-pola nilai, dan tingkahlaku
bermasyarakat.
c.
Kesatuan sistem
dan fungsi keluarga yang akan memberikan ruang gerak yang baik pula bagi
anggota keluarganya untuk dapat bersosialisasi diri secara baik dan bermanfaat
bagi orang lain.
Dengan demikian dpat dipahami bahwa
fungsi sosialisasi ini sangat penting bagi sebuah keluarga karena dapat
memberikan support bagi anggota keluarganya utuk lebih maju dan berkembang
serta beraktualisasi diri.
3.
Fungsi
Pendidikan
Di dalam Al-quran terdapat ayat yang
berhubungan erat dengan fungsi pendidikan. QS An-Nisa: 9
|·÷uø9ur úïÏ%©!$# öqs9 (#qä.ts? ô`ÏB óOÎgÏÿù=yz ZpÍhè $¸ÿ»yèÅÊ (#qèù%s{ öNÎgøn=tæ (#qà)Guù=sù ©!$# (#qä9qà)uø9ur Zwöqs% #´Ïy ÇÒÈ
“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang
yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang
mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu hendaklah
mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan Perkataan yang
benar”.
Pada ayat tersebut menjelaskan tentang peringatan agar orang tua
waspada untuk tidak meninggalkan keturunan yang lemah. Perintah agar tidak
mewariskan generasi yang lemah. Namun menurut Nurcholis Madjid, khususnya di
zaman modern usaha itu dilakukan dengan membekali genarasi muda dengan
kecakapan-kecakapan yang diperlukan melalui pendidikan sehingga meraka mampu
dan terampil sumber daya (SDM) yang berkualitas tinggi (Madjid, 1999:6).
Fungsi pendidikan dalam keluarga sangat penting mengingat banyak
perilaku kita merupakan hasil belajar. Oleh karena itu, keluarga hendaklah
dapat memberikan fungsi pendidikan yang baik, adil, dalam memberikan pendidikan
anak perempuan dan anak laki-laki sehingga nantinya anak-anaknya akan menjadi
manusia yang lebih bermanfaat ilmunya bagi keuarga, masyarakat, bangsam dan
negara. [2]
4.
Fungsi
pengaturan Seksual
Salah
satu tujuan pembentukan pernikahan dan keluarga adalah tersalurkannya kebutuhan
seksual bagi individu. Dengan fungsi ini, diharapkan individu akan mendapatkan
kebagiaan dan kesejahteraan hidup. Oleh karena itu, fungsi pengaturan seksual
dan kesepakatan pengaturan seksual hendaknya dilakukan dalam berkeluarga agar
keluarga tersebut bisa langgeng dan harmonis. Apabila kehidupan seksual
dilakukan dengan tanpa adanya pangaturan biasanya akan menimbulkan masalah.
Permasalah seks antara lain seperti seks dilakukan secara kurang wajar misalnya
homoseksual, hiperseksual, lesbian, ejakulasi dini, impotensi, frigiditas, dan
sebagainya. Oleh karena itu, dalam keluarga sangat penting memperhatikan fungsi
ini.[3]
5.
Fungsi
reproduksi
Fungsi reproduksi yang dimaksudkan
disini adalah fungsi mengembangkan keturunan atau regenarasi. Dalam bahasa
lainnya adalah mewujudkan keturunan.
Dalam kenyataannya ada kalanya
sebuah keluarga bisa memiliki keturunan, dalam artian aktif reproduksinya
sehingga memiliki banyak anak, namun ada juga yang suit mendapatkan keturunan
meskipun sudah banyak upaya yang dilakukan.
Sedikitnya keturunan terkadang
menimbulkan masalah dan menjadikan ketidakbahagiaan kelularga. Namun demikian,
bukan berarti banyaknya anggota keluarga akan mengantarkan kepada kerukunan dan
kebagiaan keluarga, justru sebaliknya akan menimbulkan rawan konflik.
Dalam konsep islam bahwa dalam
melaksanakan fungsi reproduksi, maka dianjurkan untuk berdoa mohon dikaruniai
keturunan yang baik dan shalih.
6.
Fungsi
perindungan dan pemeliharaan
Fungsi ini berkaitan dengan
psikologi keluarga. Pemenuhan fungsi ini juga dapat diwujudkan dalam bentuk
memberikan kasih sayang yang cukup dan seimbang menuju tumbuhnya pribadi yang
optimal, tidak menimbulkan kecemburuan sosial diantara anggota-anggota keuarga,
tidak pilih kasih terhadap satu sama lainnya, menimbulkan rasa aman dan saling
memperhatikan satu sama lainnya sehingga tercipta kebahagiaan bagi keluarga,
menjaga anggota keluarga dari hal-hal yang tidak baik, terhindar dari
kemaksiatan dan sebagainya. Hal ini dijelaskan dalam Qs At-Tahrim ayat 66
$pkr'¯»t tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#þqè% ö/ä3|¡àÿRr& ö/ä3Î=÷dr&ur #Y$tR $ydßqè%ur â¨$¨Z9$# äou$yfÏtø:$#ur $pkön=tæ îps3Í´¯»n=tB ÔâxÏî ×#yÏ© w tbqÝÁ÷èt ©!$# !$tB öNèdttBr& tbqè=yèøÿtur $tB tbrâsD÷sã ÇÏÈ
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah
dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan
batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai
Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan
apa yang diperintahkan”.
7.
Fungsi Ekonomi
Keluarga sebagai penghasilan ekonomi
akan tercapai jika terdapat kerjasama yang baik bagi anggota keuarganya.
Demikian pula, fungsi ekonomi memiiki pernan penting bagi status sebuah
keluarga. Untuk itu, dibutuhkan pengaturan dan pengelolaan penghasilan ekonomi
keluarga agar kebutuhannya dapat tercukupi. Dengan demikian anggota keluarga
akan mendapat kebahagiaan hidup. Kebahagiaan ini tentunya tidak semata-mata
untuk kebahagiaan saja melainkan kebahagiaan diakhirat juga. Seperti dalam Qs
At-Taubah ayat 105
Yang artinya: “ dan Katakanlah:
"Bekerjalah kamu, Maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan
melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang
mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa
yang telah kamu kerjakan.”
8.
Fungsi afeksi
dan rekreasi
Sebagai makhluk sosial manusia
membutuhkan akan kasih sayang, dengan kasih sayang yang cukup maka akan
mengantarkan kepada kepribadian yang baik. Rekreasi dalam hal ini tidaklah
harus mengeluarkan uang yang banyak ataupun dengan pemborosan dan gaya hidup
yang royal. Akan tetapi rekreasi juga dapat dilaksanakan dengan cara sederhana
seperti belanja bulanan, mincing diwaduk, jalan-jalan ketaman dsb.
Jadi jelas kiranya, bahwa fungsi
afeksi dan rekreasi bagi keluarga akan memberikan kebahagiaan bagi anggota keluarganya.
9.
Fungsi Status
Sosial
Keluarga merupakan instansi
masyarakat terkecil yang memiliki fungsi sebgai wadah untuk dapat mengembangkan
diri secara individu dan keompok, karena individu adalah bagian dari kelompok
dan membutuhkan tempat serta sarana untuk mengembangkan potensi yang
dimilikinya dengan bantuan orang lain.
Kemampuan komunikasi dan interaksi
akan sangat membantu dalam keberhasilan kehidupan sosial sehingga nantinya akan
memperoleh kebahagiaan hidup.
Status sosial bukanlah satu-satunya
ukuran kebahagiaan. Tingginya status sosial tidaklah diukur dari banyaknya
harta yang dia miliki dan bukan pula dilihat dari kehidupan yang mewah, ataupun
sebaliknya. Demikian pula, rendahnya status sosial juga bukan pula kaya atau
miskinnya seseorang. Akan tetapi, sosial seseorang akan dilihat dari sjauhmana
seseorang dapat menghargai orang lain, menyikapi orang lain, dan prestasi yang
dimiliki. Status sosial sebagai sarana wawasdiri dan tidak untuk menjadi orang
yang sombong.[4]
B.
PROBLEMATIKA
KELUARGA
Kehidupan dalam keluarga tidak
selalu berjalan mulus. Masalah akan selalu timbul Selama kehidupan berjalan.
Berbagai masalah akan ditemui dalam keseharian kita. Problematika keluarga
adalah masalah yang diderita seseorang atau beberapa orang atau bahkan semua
orang dalam keluarga yang dampak dari problem itu dapat yang menjadi penyebab
kegoncangan hidup seseorang yang menjadikan ketidak bahagiaan dalam
keluarganya. Dalam konteks ini problematika keluarga antara lain:
1.
Orang tua
kehilangan pekerjaan
Menurut Olson dan DeFrein (2006)
mengataka bahwa hampir sebagian besar keluarga mengalami tekanan yang
disebabkan karena keutuhan pokok seperti makan, pakaian, dan biaya dalam rumah
tangga. Oleh karena itu orang tua harus mempunyai pekerjaan supaya bisa
memenuhi kebutuhan keluarga. Apabila kebutuhan-kebutuhan tersebut tidak dapat
terpenuhi, maka akan menimbulkan masalah baikuntuk diriya maupun keluarganya.
2.
Anak terkena
narkoba
Setiap keluarga menghadapi masalah-masalah
yang berbeda-beda satu dengan yang lainnya.misalnya saja kasus anak yang
menggunakan narkoba. peran orang tua sangat berpengaruh dalam menciptakan dan
membangun komunikasi dengan anak-anak. Orang tua yang terlalu sibuk dengan
pekerjaan seringkali membuat anak menjadi merasa tidak diperhatikan sehingga
anak mencari tempat yang membuatnya nyaman dan lupa pada masalah-masalah yang
dihadapi. Salah satunya adalah menggunakan narkoba. Padahal narkoba sangat
mempunyai dampak negative.
3.
Anak hamil
diluar nikah
Penelitian-penelitian yag dilakukan
di Amerika serikat menunjukkan bahwa terjadi peningkatan remaja putri yang
hamil diluar nikah. Sedangkan ayah caln bayi selalu melarikan diri, sehingga
remaja putri tersebut harus membesarkan anak yang dikandungnyatetapi tetap bergantung
pada orang tuanya. Walaupun remaja putri tersebut masih membutuhkan pendidikan,
namun sulit baginya untuk melanjutkan studi, sehingga hal itu menyebabkan
banyak masalah diantaranya masalah keuangan, fisik, dan psikolgis. Hal ini yang
membuat tertekan sehingga melampiaskan kemarahannya pada anak. Berdasakan
kasusu tersebut, peran keluarga sangat penting untuk menumbuhkan rasa aman,
nyaman, percaya pada remaja yang sedang mengalami masa sulit dan ketidak
stabilan emosional.
4.
Problem
kesehatan
Kesehatan mrupakan kebtuhan bagi kita semua,
kesehatan juga faktor yang penting dalam keluarga, terkait dengan problrm
kesehatan ini misalnya ada salah satu keluarga yang sedanag sakit , kondisi
demikian dapat mempengaruhi anggota keluarga lainnya, dimana yang saikit
bersifat sensitive, mersa tidak diperhatika karena sakitnya lama dan
membutuhkan biaya yang banyak untuk menebus
obat-obatan secara terus menerus yang di kebutuhanya. Kesehatan keluarga
tidak hanya kesehatan fisik saja melainkan kesehatan lingkungan sangat penting
juga.karena itu kesehatan mrupakan kebutuhan yang sangat penting.
5.
Problem
pendidikan
Problem penddikan kadang-kadang timbuldari
pihak anak , misalnya mogok dalam pendidikanya , pilihan jurusan tidak sesui
dengan harapan orang tua dan sebagainya , problem tersebut dapat diatasi
asalkan antara keluarga saling perhatian, salih memahami, dan oarang tua harus
memperhatikan kebutuhan anggota keluarganya. Pendidikan dalam keluarga juga
sangat penting bagaiman komunikasi dengan baik , baik secara verbal atau non
verbal selai itu membarikan pendidikan tentang bagaiman bersikap kepada orang laian, bertindak yang baik dalam
hiingan sosial.
6.
Problem hubungan
inter dan antar keluarga
Hubungan inter dan antar keluarga adalah
hubunga keakrapan, kerjasama, keharmonisan antara anggota-anggota keuarga. Dalam menciptakan hubungan antara
anggota keluarga hendaknya dilakukan secara bersama-sama. Disi pentingan peran
dan fungsi sitem keluarga yang baik. Hal ini dapat dilakukan dengan komunikasi
dengan baik antara anggota keluarga ,
membiaskan mengambil keputusan yang disepakati bersama , memberi luang gerak
sisrem demokrasi dalam menyampaikan pendapat , tidak menyempelakai satu sama
lainya, dan menghargai pendapat masing-masing anggota keluarga.
7. Problem agama
Agama dalam keluarg sangatlah penting dan penting keberadaaanya, mengapa penting?
Karena masalah agama merupakan yang sangat sensitve dan agama merupakan way
of lite yang sangat besar peranya dalam kehidupan seseorang. Agama dalam
keluarga memiliki peran yang sangat besar bagi arah ehidupan keluarga dan
anggotanya. Perkawinan yang dilandasi agama yang sma secra potensial akan lebih
stabil daripada yang beda agama.
Perbedaan agama sering menimbulkan konflik
bagi pasangan yang menggalaminya, walgito mengemukakan bahwa perbedaan agama
antara suami dan istri akan memberikan lingkungan yang kuang bagi pertumbuhan
anak, hal ini akan menimbulkan pertanyaan bagi anak , dan mereka akan menjadi binagggung
oleh karena itu cara yang baik dalam pernikahan beda agama ini salah satu pihak
mengaah dan menyetujui pihak lain.
Untuk itu , sebelum melakukan pernikahan beda agama ada beberapa hal yang
harus diperhatiakan antara lain adalah:
1)
Cukup besarkah
cinta kasih dari keduanya . dalam realitanya , banyak pasanagan suam istri yang
mencintai dari segi luarnya saja , misalnya menikahi seseorang karena
kecantikaanya atau ketampannanya , atau bisa jadi menikahi karena kekayaanya
ataupun pekerjaan.
2)
Cukup berjiwa
tolerankah atau tidak mengingat jiwa toleransi kurang tinggi, maka akan menjadi
sumber pertengkaran dan hal ini juga tidak bisa terselesaikan jika
masing-masing anggota tetap bersikukuh dengan pendirianya.
3)
Cukup sabar atau
tidak . Hal ini mengingat masing-masing individu dalam keluarga adalah unik,
maka memiliki karakter dan keinginan yang berbeda-beda. dimana semakin banyak
anggota keluarga, semakin pula banyak beragam agama dalam sebuah keluarga,
kemungkinan bisa menimbulkan konflik[5]
IV.
KESIMPULAN
Keluarga adalah lembaga sosial
terkecil dalam masyarakat. Keluarga pada umumnya adalah keluarga yang utuh.
Dikatakan utuh biasanya terdiri dari kelaurga inti yakni ayah, ibu dan anak.
Komponen tersebut merupakan sistem dalam keluarga. Adaaapun fungsiya ada fungsi individual, fungsi pendidikan,fungsi sosial, fungsi pengaturan
sexual, fungsi reproduksi, fugsi perlindungan dan pemeliharan, fungsi ekonim
,fungsi status sosial , fungsi afeksi dan rekreasi. Adapun problem yag ada dalam keluarga yaitu
problem Orang tua kehilangan pekerjaan , problem anak
terkena narkoba, problem agama ,problem pendidikan , problem hami diluar nikah
, problem hubungan inter dan antar keluarga.
V.
PENUTUP
Demikianlah makalah yang telah kami buat tentang Fungsi dan problem keluarga . Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini terdapat banyak
kekurangan. Maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Amien.
DAFTAR
PUSTAKA
Riyadi,Agus, Bimbingan
Konseling perkawinan (Dakwah dalam
membentuk keluarga sakinah), Yogyakarta, 2013
Mahmudah, Bimbingan dan konseilng keluarga perspektif islam, Semarang, 2015
Walgito,Bimo, Bimbingan dan
konseling Perkawinan, Yogyakarta: 2002
[1] Agus riyadi, Bimbingan Konseling
perkawinan (Dakwah dalam membentuk keluarga sakinah), Yogyakarta, 2013.
Hlm 106-107.
[2]Mahmudah, Bimbingan da nkonseilng keluarga perspektif islam, Semarang,
2015, hkm 61.
[3]Bimo walgito, Bimbingan dan konseling Perkawinan, Yogyakarta: 2002,
hlm 83-98.
[4] Mahmudah, Bimbingan da nkonseilng keluarga perspektif islam, Semarang,
2015, hkm 58-66.
Komentar
Posting Komentar