PENGERTIAN DAN MACAM-MACAM PROPOSISI



I.             PENDAHULUAN
Sesungguhnya semua materi logika adalah sebagian dari filsafat. Karena juga disebut logika filsafat (de wijsgerige logika). Karena logika menguraikan fikiran hingga tuntas. Sampai habis-habisan maka logika merupakan filsafat sebagai analisis. Logika adalah analisis kritis, filosofis, fikiran dari pemikiran manusia.
Berfikir merupakan aktifitas manusia untuk menemukan pengetahuan yang benar, sedangkan kebenaran itu sendiri tidaklah persis sama bagi setiap individu. Maka setiap jalan pikiran manusia mempunyai kriteria kebenaran yang berfungsi sebagai landasan proses penemuan tersebut dan setiap jenis penalaran mempunyai kriteria kebenarannya masing-masing.

II.          RUMUSAN MASALAH
A.    Apa arti proposisi?
B.     Apa definisi proposisi kategorik ?
C.    Apa definisi proposisi hipotetik dan disyunktif ?

III.          PEMBAHASAN
A.    Arti Kata Proposisi
Proposisi adalah pernyataan yang dapat diberi nilai benar atau salah. Disini perlu ditegaskan bahwa proposisi merupakan “pernyataan” bukan pertanyaan. Oleh sebab itu, proposisi merujuk pada sebuah fakta. Misalnya, “tsunami di Aceh terjadi pada tahun 2004”.
hal itu menunjukkan suatu fakta yang oleh karenanya dapat diberi nilai benar atau salah. Berkaitan dengan sifat proposisi yang merupakan sebuah pernyataan maka proposisi senantiasa selalu dapat diberi nilai apakah benar (B) atau salah (S).
Contoh:
Seorang raja berkata “manusia adalah dapat hidup apabila tidak makan selamanya” sekalipun itu adalah proposisi dari sang raja, namun pernyataan tersebut bernilai salah. Sedangkan proposisi si pemulung yang menyatakan “setiap orang perlu makan”. Merupakan pernyataan yang diberi nilai benar.
            Dengan arti lain, Proposisi merupakan suatu penuturan (Assermation ) yang utuh. Sehingga jika orang mengatakan sesuatu, maka proposisi /pernyataan selalu harus dapat diukur benar.
B. Proposisi ategorik 
           Proposisi kategorik adalah proposisi yang mengandung pernyatan tanpa adanya syarat, seperti:
   Hasan sedang sakit    
Anak yang tinggal di asrama adalah mahasiswa
Orang rajin akan mendapatkan sesuatu yang lebih dari yang mereka harapkan
            Prorosisi kategorik yang paling sederhana terdiri dari satu term  subyek, satu term predikat, satu kopula dan satu quantifier.
   Subyek, sebagaimana kita ketahui ,adalah term yang menjadi pokok pembicaraan. Predikat adalah term yang menerangkan subyek.
Kopula adalah kata yang menyatakan hubungan antara term subyek dan term predikat.Quantifier adalah kata yang menunjukkan banyaknya satuan yang diikat oleh term subyek. Dalam contoh berikut unsur sebuah proposisi kategorik dapat kita ketahui dengan jelas :
  Sebagian   manusia   adalah      pemabuk   
      1              2                 3                  4
1=  quantifier ;        2=  term subyek;        3=  kopula;        4=  term predikat;
   Quantifier adakalanya merujuk pada permasalahan universal, seperti kata :
Seluruh, semua, segenap, setiap, tidak satupun; ada kalanya menunjuk kepeda permasalahan particular, seperti: sebagian ,kebanyakan, beberapa. Ada kalanya merujuk pada kepada permasalahan singular, tetapi untuk permasalahan singular biasanya quantifier tidak dinyatakan.
                
           
   Apabila quantifier suatu proposisi menunjuk kepada permasalahan universal maka  proposisi itu disebut proposisi universal;
Misal: Semua tanaman membutuhkan air.
Apabila menunjuk kepada permasalahan particular maka dissebut proposisi particular;
Missal: Sebagian manusia dapat menerima pendidikan yang tinggi.
Dan apabila menunjuk kepada permasalahan singular maka disebut proposisi singular;
Misal: Seorang yang bernama hasan adalah seorang guru.
   Kopula, sebagaimana telah disebut, adalah kata yang menegaskan hubungan term subyek dan term predikat. 
Baik hubungan menyiakan maupun hubungan mengingkari.
   Kopula menentukan kualitas proporsinya. bila ia mengiakan maka proposisinya disebut proposisi positif dan bila mengingkari disebut proposisi negative.
         Proposisi positif: Hasan adalah guru
         Proposisi negative: Budi bukan seniman.
            Kopula dalam proposisi merupakan keharusan, meskipun bisa dinyatakan dan bisa pula tidak. Jika proposisi itu kita umpamakan sebage makhluk hidup, maka term subjek, predikat serta quantifier adalah jasmaninya, sedangkan popula adalah rohaninya karena ialah yang menegaskan hubungan antara subjek dan predikatnya, baik dalam arti mengiakan ataupun mengingkari, sebagai hakekat baru suatu pernyataan yang dapat menilai benar dan salahnya.
            Dari kombinasi antara kuantitas dan kualitas proposisi maka kita kenal enam macam proposisi, yaitu:
a)      Universal positif, seperti: semua manusia akan mati
b)      Artikular positif, seperti: sebagian manusia adalah guru
c)      Singular positif, seperti: Rudi adalah pemain bulu tangkis
d)     Universal negative, seperti: semua kucing bukan burung
e)      Particular negative, seperti: beberapa mahasiswa tidak lulus
f)       Singular negative, seperti; Fatimah bukan gadis pemalu.
Proposisi Universal Positif, kopulanya mengikuti hubungan subjek dan predikatnya secara keseluruhan, dalam logika dilambangkan dalam huruf “A”. Proposisi particular positif  kopula mengakui hubungan subjek dan  predikat sebagian saja dilambangkan dengan huruf “I”. Proposisi singular positif karena kopulanya mengakui hubungan subjek dan predikat secara keseluruhan maka dilambangkan dengan huruf “A”. Huruf A dan I besar masing-masing sebagai lambang proposisi universal positif dan particular positif diambil dari dua huruf hidup pertama tata latin Affirmo yang berarti mengakui.
                     Proposisi universal negative kopulanya mengingkari hubungan subjek dan predikatnya secara  keseluruhan, dalam logika dilambangkan dengan huruf E. Proposisi particular negative kopulanya mengingkari hubungan subjek dan predikat sebagian saja ,dilambangkan dengan huruf O. Proposisi singular negative karena kopulanya mengingkari hubbungan subyek dan predikat secara keseluruhan, juga dilambangkan dengan huruf E. Huruf E dan O yang dipakai sebagai lambang tersebut diambil dari huruf hidup dalam kata nEgO, bahasa latin yang berarti menolak atau mengingkari.
C.  PROPOSIS  HIPOTETIK
                     Proposisi hipotetik merupakan proposisi yang kebenarannya dinyatakan atau digantung pada syarat tertentu. Pada proposisi hipotetik kopulanya adalah “jika, apbila, manakala“. Proposisi hipotetik kopula menghubungkan dua buah pernyatan. Misal: “ jika permintaan bertambah maka akan naik harga“. Pada dasrnya terdiri dari dua proposisi kategorik “permintaan bertambah” dan“harga akan naik“. Jika dan maka adalah kopulanya. Permintaan bertambah sebagai pernyatan pertama disebut sebab atau antecedent dan harga akan naik sebagai pernyataan kedua  disebut akibat atau konsekuen.
                  Proposisi hipotetik mempunyai dua bentuk. Pertama, bila A adalah B maka A adalah C, seperti :Bila hasan rajin ia akan naik kelas. Jika tanaman sering diberi pupuk ia akan subur. Manakala seseorang dihina, maka ia akan marah.
Kedua, bila A adalah B maka C adalah D seperti :
Bila hujan, Saya naik becak. Bila keadilan tidak dihiraukan maka rakyat akan menuntut.Bila permintaan bertambah, maka harga naik.
                      Menurut sebab dan akibat proposisi hipotetik ada dua yaitu;
1)      .Hubungan kebiasaan, seperti;
Bila pecah perang, harga akan membubung.
Jika hujan turun , saya tidak akan pergi.
Manakala ia lulus, ayahnya akan member hadiah yang menarik.
2)      Hubungan keharusan, seperti ;
           Bila matahari terbit maka waktu sholat subuh habis.
           Bila nyawa meninggalkan badan maka berakhirla kegiatan
           Jasmani kita.                                                                        
           Bila sesuatu itu hidup maka ia membutuhkan air.
PROPOSISI   DISYUNKTIF 
                                                Proposisi disyunktif pada hakikatnya juga terdiri dari dua buah kategorika. Sbuah proposisi disyunktif seperti: proposisi jika tidak benar maka salah; dan jika dianalisis menjadi :” proposisi itu benar” dan “proposisi itu salah”. kopula yang berupa jika dan maka dapat mangubah dua proposisi kategorik menjadi disyunktif. kopula proposisi disyungtif berfariasi sekali seperti :     
           Hidup kalau tidak bahagia adalah susah.
                        Hasan di rumah atau di sekolah.
                        Jika bukan Hasan yang mencuri maka budi.
          proposisi disyunktif kopulanya menghubungkan dua buah alternative. Ada dua bentuk proposisi disyunktif. proposisi disyunktif sempurna mempunyai alternative kontradiktif, sedangkan proposisi disyunktif tidak sempurna alternatifnya tidak kontradiktif. Rumus untuk bentuk pertama adalah : A mungkin B  mungkin juga non B, seperti:
      Hasan berbaju putih atau baju non putih.
      Budi mungkin masih hidup atau sudah mati (non –hidup)
      Fatimah berbahasa arab atau berbahasa non arab.                    
 Adapun rumus yang kedua adalah: Amungkin B mungkin C, seperti:
 Hasan berbaju hitam atau berbaju putih.
 Budi ditoko atau dirumah.
 PSSI kalah atau menang .





IV.             KESIMPULAN
Secara global proposisi dapat didefinisikan ungkapan keputusan dalam kata–kata atau juga manifestasi luaran dari sebuah keputusan. Adapun jika seseorang menggunakan sesuatu, maka proposisinya harus dapat diberi nilai benar atau salah. Kemudian proposisi kategorik menyatakan sesuatu kebenaran tanpa syarat, sedangkan proposisi hipotetik kebenarannya dinyatakan dengan syarat tertentun. Dan proposisi disyunktif definisinya sama dengan proposisi hipotetik.
Sedangkan kopulanya proposisi kategorik yang digunakan adalah “adalah” atau “bukan “ atau “tidak”. Sedangkan proposisi hipotetik kopulanya adalah” jika, apabila, manakala”. Dan pada proposisi disyunktif kopulanya “jika dan maka “.Sedangkan hubungan proposisi Pada kopulanya antaralain:
v  Proposisi kategorik kopulanya menghubungkan dua term
v  Proposisi hipotetik kopulanya menghubungkan dua buah pernyataan
v  Proposisi disyunktif kopulanya menghubungkan dua buah alternative
Dan setiap proposisi mempunyai rumus yang berbeda-beda , serta contoh masing-masing sesuai ketentuannya.

V.                PENUTUP   
         Demikian makalah dalam yang bisa kami sampaikan sekiranya isi makalah ini dapat memberikan pemahaman dan wawasan tentang materi proposisi.
         Mohon maaf apabila ada kesalahan menyampaaikan dalam makalah ini dan semoga makalah ini dapat bermafaat bagi kita semua amin.












                                                      DAFTARPUSTAKA
Poespoprodjo,W. 1999. Logika Scientifika Pengantar Dialetika dan ilmu. Bandung: Pustaka Grafika

Mundiri. 2012. Logika. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Salam, Burhanuddin. 1998. Logika Formal . Jakarta: PT Bina Aksara.

Wagiman. 2009. Pengantar  Studi Logika. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher.
























Komentar

Postingan Populer