PENGERTIAN ,KEGUNAAN DAN MACAM-MACAM AZBAB AN-NUZUL




ASBAB  An-NUZUL
                                                               MAKALAH

                                                            Disusun untuk memenuhi tugas
                                                            Mata Kuliah  : Ulumul Qur’an
                                                            Dosen Pengampu : M. Shafrodin  







                                   
                                                      Di susun Oleh :
1.      Afrohah Ira Ariyanti           (1401016086)
2.      Deni Puji Utomo                (1401016085)
3.      Reza Muhammad Azhari (1401016084)


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
INSTSITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
                                                                        2014
       I.          




                    PENDAHULUAN

Al-Quran bukanlah merupakan sebuah “buku” dalam pengertian umum, karena ia tidak pernah diformulasikan, tetapi diwahyukan secara berangsur-angsur kepada Nabi Muhammad SAW. Sejauh situasi-situasi menuntutnya. Al-Quran pun sangat menyadari  kenyataan ini sebagai suatu yang akan menimbulkan keusilan di kalangan pembantahnya (Q.S. Al-Furqon). Seperti yang diyakini sampai sekarang, pewahyuan Al-Quran secara total dalam sekali waktu secara sekaligus adalah sesuatu yang tidak mungkin, karena pada kenyataannya Al-Quran diturunkan sebagai petunjuk bagi kaum muslimin secara berangsur-angsur sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan yang timbul.



    II.            RUMUSAN MASALAH
A.    Apa pengertian asbab an nuzul ?
B.     Apa saja urgensi dan kegunan asba an nuzul ?
C.     Bagaimana cara  mengenai riwayat an nuzul ?
D.    Apa saja macam-macam asbab an nuzul ?









 III.            PEMBAHASAN

A.    Pengertian Azbab An-Nuzul

Ungkapan asbab An-nuzul merupakan bentuk idhafah dari kata ”asbab” dan ”nuzul”. Secara etimologi, asbab An-nuzul adalah sebab-sebab yang melatarbelakangi terjadinya sesuatu. Meskipun segala fenomena  yang melatarbelakangi terjadinya sesuatu biasa disebut asbab An-Nuzul, namun dalam pemakainya, ungkapan asbab An-Nuzul khusus dipergunakan untuk mengatakan sebab-sebab yang melatarbelakangi turunya Al-Qur’an, seperti halnya asbab al-wurud yang secara khusus digunakan bagi sebab-sebab terjadinya hadits.
banyak pengertian termologi yng dirumuskan oleh para ulama antaranya:
1.      Menurut Az-Zarqoni
“Asbab An-Nuzul” adalah khusus atau sesuatu yang terjadi serta ada hubunganya dengan turunya ayat Al-Qur’an sebagai penjelas hukum pada peristwa itu terjadi.[1]
2.      Ash-Shabuni
“asbab An-nuzul’ adalah peristiwa atau kejadian yang menyebabkan turunya satu atau beberapa ayat mulia yang berhubungan dengan peristiwa dan kejadia tersebut, baik yang berupa pertanyaan yang diajukan kepada nabi atau kejadian yang berkaitan urusan agama.[2]
3.      Shubhi Sholih
“asbab An-Nuzul” adalah sesuatu yang menjadi sebab turunya satu atau beberapa ayat Al-Qur’an (ayat-ayat) terkadang menyiratka peristiwa itu, sebagi respon atasnya. Atau sebagai penjelas terhadap hukum-hukum disaat peristiwa itu terjadi.[3]


4.      Mana’ Al-Qthathan
“asbab An-Nuzul”  adalah peristiwa-peristiwa yang menyebabkan turunya Al-Qur’an berkenaan dengannya waktu peristiwa itu terjadi, baik berupa satu kejadian atau berupa pertanyaan yang diajukan kepada nabi.[4]
Dari para pakar diatas sedikit berbeda dalam kata-katanya tapi kaidahnya tetap sama bahwa asbab An-Nuzul adalah keadaan atau peristiwa  yang menyebabkan turunya ayat Al-Qur’an .Ayat tersebut dalam rangka menjawab, menjelaskan, dan menyeleaikan masalah-masalah yang timbul dari kejadian-kejadian tersebut.
Persoalan apakah seluruh ayat Al-Qur’an memiliki asbab An-Nuzul atau tidak, ternyata telah menjadi kontroversi di antara para ulama. Sebagaian ualama berpendapat bahwa tidak semua ayat Al-Qur’an memiliki asbab An-Nuzul. Sehingga, diturunkan tanpa ada yang melatarbelakanginya (ibtida’), dam ada pula ayat Al-Qur’an itu di turunkan dengan dilatarbelakangi oleh suatu peristiwa (ghair ibtida’).[5]
Tapi ada yang mengatakan bahwa kesejahteraan Arabia pra-Qur’an pada masa turunya Al-Qur’an merupakan latarbelakang makro Al-Qur’an; sementara riwayat-riwayat asbab An-Nuzul merupakan latar belakang mikronya. Pendapat ini berarti menganggap bahwa semua  ayat Al-Qur’an memiliki sebab-sebab melatarbelakanginya.
B.     Urgansi dan kegunaan Azbab An-Nuzul
Az-Zarqoni dan As-Suyuti mensinyalir adanya yang berpendapat bahwa mengetahui asba An-Nuzul merupakan hal yang sia-sia dlam memahami Al-Qur’an. Mereka beranggapan bahwa mencoba memahami Al-Qur’an dalam meletakkan ke dalam konteks waktu tertentu. Namun keberatan seperti ini tidaklah berdasar, tidak mungkin menguniversalkan pesan Al-Qur’an di luar masa dan tempat penwahyuan, kecuali melalui pemahaman yang semestinya terhadap makna Al-Qur’an dalam konteks kesejahteraannya.
Mayoritas ulama’ sepakat bahwa konteks kesejarahan yang terakumulasi dalam riwayat riwayat asbab An-Nuzul merupakan satu hal yang mutlat memahami pesan-pesan Al-Qur’an. Menurut Ibn Taimiyah mengatakan:
“Asbab An-Nuzul sangat menolong dalam menginterpretasi Al-Quran”
Ungkapan senada dikemukakan oleh Ibn Daqiq Al-‘led
“penjelasa terhadap asbab An-Nuzul merupakan metode yang kondusif untuk menginterpretasi  makna-makna Al-Qur’an
Bahwa, Al-Wahidi menyatakan ketidak mungkinan untuk menginterpretasikan Al-Qur’an tanpa mempertimbangkan aspek kisah dan asbab An-Nuzul
Urgansi pengetahuan akan asbab An-Nuzul dalam memahami Al-Qur’an tang diperlihatkan oleh para ulama salaf ternyata mendapat dukungan dari padaulama khalaf. Menarik untuk dikaji adalah pendapat Fazlur Rahman yang mengambar Al-Qur’an sebagai puncak dari sebuah gunung es. Sembilan sepersepuluh dari bagianya yang terendam di bawah perairan sejarah, dan hanya sepersepuluhnya yang dapat dilihat. Rahman lebih lanjut menegaskan bahwa sebagian besar ayat Al-Qur’an sebenernya mensyaratkan perlunya pemahaman terhadap situasi-situasi historis yang khusus, yang memperbolehkan solusi, komentar dan tangapan dari Al-Qur’an.uraian Rahman tersebut mengisyaratkan asbab An-Nuzul dalam memahami Al-Qur’an.
Dalam uraian yang lebih rinci, Az- Zarqani mengemukakan urgensi asbab An N uzul dalam memahami Al-Quran, sebagai berikut: 
a)      Membantu dalam memahami sekaligus mengatasi ketidak pastian dalam menanngkap pesan ayat-ayat Al-Quran.
b)      Mengatasi keraguan ayat yang di duga mengandung pengertian umum.
c)      Mengkhususkan hukum yang terkandung dalam ayat Al-Quran, bagi ulama yang berpendapat bahwa yang menjadi pegangan adalah sebab yang bersifat khusus (khusus al sabab) dan bukan lafadz yang bersifat umum (umum al- lafadz). [6]




C.    Cara Mengetahui Riwayat Asbab An-Nuzul

Asbab An-Nuzul adalah peristiwa yang terjadi pada zaman Rasulullah SAW. Oleh karena itu, itdak boleh ada jalan lain untuk mengetahui, selain berdasarkan periwayatan yang benar (naql ash- shalih) dari orang-orang yang melihat dan mendengar langsung tentang turunnya ayat Al Quran. Dengan demikian, seperti halnya periwayatan pada umumnya, di perlukan kehati-hatian dalam menerima riwayat yang berkaitan dengan asabab An-Nuzul. Untuk itu, dalam kitab asbab An Nuzul-nya,  Al-Wahid menyatakan :    
“Pembicaraan asbab An-Nuzul, tidak dibenarkan, kecuali riwayat dan mendengar dari mereka yang secara langsung menyaksikan peristiwa nuzul, dan bersungguh-sungguh dalam mencarinya.”
           
D.    Macam-macam Asbab An-Nuzul
1.      Dilihat dari Sudut Pandang Redaksi-Redaksi yang Dipergunakan dalam Riwayat Asbab An-Nuzul
Ada dua jenis redaksi  yang digunakan oleh perawi dalam mengungkapkan riwayat asbab An-Nuzul, yaitu sharih (visionable/jelas) dan muhtamilah (imposible/ kemungkinan).
§  Sharih (visionable/jelas) artinya riwayat yang sudah jelas menunjukkan asbab An-Nuzul, dan tidak pula menunjuikkan yang lain 
Redaksi yang digunakan yang termasuk sharih bila perawi mengatakan :
سبب نز و لل هذ ه ا لأ ية هذا ..........                                 
Artinya :
“Sebab turun ayat ini adalah .........
            Atau ia menggunakan kata “maka” (fa tabiqiyah) setelah ia mengatakan peristiwa tertentu. Misalnya ia mengatakan :



حدث هذا ..........فنزلت الأ ية ..............             
Artinya:
“ Telah terjadi ......., maka turunlah ayat ...........
§  Adapun redaksi yang digunakan muhtamilah bila perawi mengatakan :             
نزلت هذه الأية فى كذا ...............                          
Artinya :
“Ayat ini turun berkenaan dengan .........”
            Misalnya, riwayat Ibnu Umar yang mengatakan : 
نزلت في إتيان اأنسا ء في أد با ر هن.                     
Artinya :
     “Ayat, istri-istri kalian adalah (ibarat) tanah tempat bercocok tananm, turun berkenaan dengan mendatangi (menyatubuhi) istri dari belakang “ (H.R.Bukhari ). 
2.      Dilihat dari Sudut Pandang Berbilangnya Asbab An-Nuzul untuk Satu Ayat atau Berbilangnya Ayat untuk Asbab An-Nuzul
§  Berbilangnya Asbab An-Nuzul untuk Satu Ayat (Ta’addud As-Sabab Wa Nazil Al-Wahid) 
Pada kenyataannya, tidak setiap ayat memiliki riwayat asbab An-Nuzul dalam satu versi. Ada kalanya satu ayat memiliki beberapa versi riwayat asbab An-Nuzul. Tentu saja, hal itu tidak akan menjadi persoalan bila riwayat-riwayat itu tidak mengandung kontradiksi. Bentuk variasi itu terkadang dalam redaksinya dan terkadang pula dalam kualitasnya. Untuk mengatasi variasi riwayat asbab An-Nuzul dalam satu ayat dari sisi redakksi, para ulama mengemukakan cara-cara berikut :




v  Tidak Mempermasalahkannya
Cara ini ditempuh apabila variasi riwayat-riwayat asbab An-Nuzul ini menggunakan redaksi muhtamilah (tidak pasti). Misal satu versi menggunakan redaksi: “Ayat ini diturunkanberkenaan dengan .....”. Dan versi lain menggunakan redaksi: “Saya kira ayat ini di turunkan berkenaan dengan.......”
Variasi riwayat asbab An-Nuzul di atas tidak perlu di rermasalahkan,karena yang di maksud oleh setiap variasi itu hanyalah sebagai tafsir belaka dan bukan sebagai asbab  An-Nuzul. Ini berbeda bila ada indikasi jelas yang menunjukkan bahwa salah satunya memaksutkan asbab An-Nuzul.
v  Mengambil versi riwayat asbab An-Nuzul yang menggunakan redaksi sharih
Cara ini di gunakan bila salah satu versi riwayat asbab An-Nuzul itu tidak menggunakan redaksi sharih (pasti). Misal riwayat asbab An-Nuzul dalam salah satu riwayat jabir, di katakan, ”Seorang Yahudi mengatakan bahwa apabila seseorang menyetubuhi istrinya dari belakang, anak yang lahir akan juling. Maka diturunkanlah:”Nisa’ukum harstun lakum“.
Dalam kasus seperti inilah, riwayat Jabir –lah yang harus di pakai karena ia menggunakan redaksi yang sharih (pasti).  
v  Mengambil versi riwayat yang shahih(valid)
Cara ini di gunakan apabila seluruh riwayat itu menggunakan redaksi”sharih” (pasti), tetapi kualitas salah satunya tidak shalih. Misalnya dua riwayat asbab An-Nuzul kontradiktif yang berkaitan dengan ayat:
وضحى. واليل اذا سجى . ما ود عك ربك وما قلى .(الضحى : 1-3 )                       
Artinya : “ Demi waktu matahari naik, dan demi malam apabila telah sunyi. Tuhan-mu tidak meninggalkan kamu dan tiada pula benci kepada mu (Q.S, Adh-dhuha: 1-3).


§  Variasi Ayat untuk Satu Sebab (Ta’addud Nzil Wa As-Sabab Al-Wahid)
Terkadang suatu kejadian menjadi sebab bagi turunnya, dua ayat atau lebih. Hal ini dalam Ulumul Quran disebut dengan istilah “Ta’addud Nazil Wa as Sabab al- Wahid” (Terbilang ayat yang turun, sedangkan sebab turunnya satu). Contoh satu kejadian yang menjadi sebab bagi dua ayat yang di turunkan, sedangkan antara yang satu dengan yang lainnya berselang lama adalah riwayat asbab An-Nuzul yang diriwayatkan oleh Ibnu Jarir Ath- Thabari, Ath- Thabrani, dan Ibn Mardawiyah dari Ibn Abbas: 
         ketika Rasulullah duduk di bawah naungan pohon kayu, beliau bersabda, ‘Akan datang kepada kamu seorang manusia yang memandangmu dengan dua mata setan, janganlah kalian ajak bicara apabila datang menemuimu.’ Tidak lama sesudah itu, datanglah seorang laki bermata biru. Rasulullah kemudian memanggilnya dan bertanya. ‘Mengapa engkau dan teman-temanmu memakiku?’ Orang tersebut pergi dan datang kembali beserta teman-temannya. Mereka bersumpah dengan nama Allah mereka tidak menghina Nabi. Terus-menerus mereka mengatakan demikian sampai Nabi memaafkannya. Maka turunlah surat At-Taubah[9] ayat 74.
 IV.            KESIMPULAN
Asbab An-Nuzul merupakan sebab-sebab yang melatar belakangi terjadinya atau turunnya suatu kejadian atau peristiwa tertentu. Yang mempunyai kegunaan untuk membantu dan memahami sekaligus mengatasi ketidakpuasan dalam menagkap pesan ayat-ayat Al-Quran. Dan cara untuk mengetahui riwayat asbab An-Nuzul harus didasarkan pada periwayatan yang benar (naql Ash-Shalih) dari orang-orang yang melihat dan mendengar langsung tentang turunnya ayat Al-Quran.  
    V.            PENUTUP
         Demikian makalah dalam yang bisa kami sampaikan sekiranya isi makalah ini dapat memberikan pemahaman dan wawasan tentang materi Asbab An-Nuzul.
         Mohon maaf apabila ada kesalahan menyampaaikan dalam makalah ini dan semoga makalah ini dapat bermafaat bagi kita semua.

DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Rosihon. Ulumul Quran. Bandung : Pustaka Setia . 2012.









Komentar

Postingan Populer